"berikan aku 1000 orang tua, maka akan kucabut gunung semeru dari akarnya dan berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia...."(Bung Karno). Sepenggal kalimat yang menggambarkan bahwa betapa besarnya pengaruh pemuda dalam pembangunan sebuah bangsa.

Selasa, 28 September 2010

Kisah Seorang (yang menurut saya) Pemimpin Sejati....

Di salah satu kantor cabang perusahaan perminyakan terbesar di Indonesia, pernah memiliki seorang pemimpin yang menurut saya sangat luar biasa. Gayanya biasa saja, tidak seperti orang-orang yang merasa memiliki kekuasaan. Mobilnyapun cuma satu, itupun bukan mercy, bmw, atau sederajat (padahal dari gajinya saya yakin beliau bisa membeli itu semua). Beliau sangat senang pergi menggunakan sepeda motor (hanya bebek Vario bukan Harley Davidson), padahal beliau memiliki jatah dua buah mobil dinas (Innova & Harrier). Dan setahu saya baru beliau GM(General Manager) perusahaan itu yang naik motor. Untuk urusan pekerjaanpun beliau sangat disiplin, tegas, berani untuk mengambil keputusan, dan (saya rasa) sangat bijaksana. Prestasi beliau di kantorpun tidak usah dipertanyakan lagi, karena beliau merupakan calon tunggal untuk menempati jabatan yang cukup tinggi di kantor pusat perusahaan itu. Bahkan nama beliau sudah diketahui pemerintah bahwa akan menjabat jabatan itu. Terhadap bawahanpun beliau tidak pernah membedakan, merendahkan atau bahkan semena-mena.

Sekitar beberapa bulan sebelum kenaikan jabatannya menjadi salah satu direktur dikantor pusat, terjadi masalah besar di kantor cabang yang beliau pimpin diakibatkan kelalaian bawahannya yang merugikan perusahaan miliyaran rupiah. Bila ditanya kemana beliau saat itu, beliau sedang dinas ke luar kota dan tidak berada di kantor cabang yang beliau pimpin itu, sehingga wajarlah beliau tidak tahu apa-apa. Tetapi karena beliau yang bertanggung jawab atas kantor cabang, pastilah beliau yang ditanya oleh pimpinan pusat,
dan bermodal dari cerita dan laporan bawahan kepercayaan beliau, beliau bercerita apa yang sesungguhnya terjadi. Kemudian sang Pimpinan pusatpun bertanya lagi,
"kalau begitu beritahu saya siapa yang harus bertanggung jawab atas masalah ini?, sebutkan satu nama dan jangan bilang kalau itu anda."
sambil beridir dari duduknya di ruang rapat direksi, dengan menghela nafas, beliau(pemimpin sejati menurut saya) berkata, "apabila bapak bertanya seperti itu kepada saya dan saya diberi hak untuk memilih satu nama yang harus bertanggung jawab, maka saya akan memberi tahu siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab atas masalah ini, dan dia adalah Rahmat(nama beliau sendiri). menurut saya dialah yang paling bertanggung jawab atas masalah ini." kemudian sang direktur bertanya kembali,
"saya sudah bilang kepada anda bahwa, jangan menyebutkan diri anda sendiri."
sang pemimpin sejatipun dengan ketegasannya berkata,
"karena bapak sudah memberi saya hak untuk menyebutkan satu nama siapa saja itu, maka saya menggunakannya, dan saya sudah menyebutkannya, karena dialah yang menurut saya paling bertanggung jawab atas masalah ini.", " dan tidak ada satupun orang lain yang bertanggung jawab selain saya, jadi apapun resikonya biarlah saya yang bertanggungjawab." dan suasana ruang rapatpun berubah menjadi hening setelah suara sang pemimpin sejati menurut saya itu terdengar.
dan sang durekturpun bertanya sekali lagi, "anda yakin? apakah anda tidak tahu resiko yang harus anda hadapi? jabatan anda akan diturunkan dan anda batal menjadi calon tunggal direksi."
dan sang pemimpin sejatipun menjawab, "memang seperti itulah resiko jabatan saya sekarang pak, apabila memang saya harus diturunkan, saya terima, dan jangan ada yang menerima resiko ini selain saya pak."
dan akhirnya sang pemimpin yang melindungi bawahannya yang melakukan kelalaian itupun diturunkan jabatannya. Dan beliau harus turun dari singgasana kepemimpinannya di daerah. Banyak yang merasa kehilangan seorang pemimpin selepas beliau dicabut jabatannya, banyak yang merasa bersalah, dan ironisnya banyak yang kemudian menjadi cuek terhadap beliau padahal sebelumnya mereka sangat meninggikan beliau. Dan beliau menerima sanksi atas apa yang bukan menjadi kesalahan beliau secara langsung. 

Demikianlah sepenggal kisah nyata yang memberi saya suatu pelajaran besar, yaitu "seorang pemimpin atau yang memiliki jabatan tinggi dibayar mahal bukan hanya karena pekerjaan mereka, tetapi juga karena resiko tanggung jawab mereka yang besar."
Dan apakah anda atau siapapun yang menjadi seorang pemimpin saat ini sudah memikirkan hal itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar